Senin, 14 Mei 2012
SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kis. 4:13, 14; Yoh. 1:37-50; Mzm. 139; 1 Ptr. 3:1-15; Yoh. 4:37,38
AYAT HAFALAN: “Kamu inilah saksi-saksi-Ku, ‘demikianlah firman Tuhan, ‘dan hamba-Ku yang telah Kupilih’” (Yesaya 43:10a)
Pokok Pikiran: Mereka
yang bersukacita karena memiliki jaminan keselamatan akan memiliki
kerinduan untuk menuntun orang lain supaya dapat mengalami pengalaman
yang sama.
Meskipun
banyak orang akan mendengar kabar baik tentang Yesus melalui usaha
jemaat dalam melakukan penginjilan, kita juga menyadari bahwa pengaruh
individu dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi keberhasilan
program-program jemaat. Dalam dekade terakhir ini, survey telah
membuktikan bahwa sahabat, sanak saudara, tetangga, atau kenalan
(semuanya dengan tuntunan kuasa Roh Kudus), merupakan faktor yang paling
berpengaruh dalam menuntun orang untuk menyerahkan hidupnya pada
Kristus. Riset menunjukkan bahwa 83 persen dari anggota baru yang
mengikuti survey menyatakan bahwa sahabat, sanak saudara, dan kenalan di
gereja mereka memiliki pengaruh yang sangat besar bagi pertobatan
mereka. Dari antara mereka yang mengikuti berbagai bentuk program
penginjilan sebelum bergabung dengan jemaat, 64 persen menghadiri
pertemuan itu atas undangan seseorang yang cukup dekat dengan mereka.
Pekan
ini kita akan meninjau beberapa contoh Alkitabiah mengenai jaringan
sosial sambil memikirkan hubungan kita dengan Yesus dan pengaruh yang
kita berikan pada mereka yang dekat dengan kita.
MINGGU, 6 Mei 2012
ALLAHKU DAN AKU
Hubungan
pribadi kita dengan Yesus sangat menentukan keberhasilan kita dalam
bersaksi bagi Dia. Sangat mudah untuk mempelajari berbagai tips dalam
bersaksi dan penginjilan kemudian maju dengan hikmat serta kekuatan kita
sendiri. Sementara Allah masih dapat memberkati usaha kita, kita harus
mengingatkan diri kita bahwa penginjilan itu adalah pekerjaan Allah, dan
kita harus menyelesaikannya melalui kuasa-Nya. Apakah kita hendak
membagikan pengetahuan (meskipun pengetahuan itu penting), atau apakah
kita mau mengutamakan hubungan rohani? Bagaimanakah mungkin kita
membagikan kepada orang lain apa yang kita tidak miliki dalam kehidupan
kita?
Pastilah,
selalu ada contoh-contoh orang – meskipun imannya tidak begitu kuat,
meskipun hampir-hampir murtad – masih digunakan Allah untuk menuntun
orang lain kepada Yesus. Beberapa tahun yang silam disebuah kota besar,
seorang wanita muda, bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,
berupaya untuk menjangkau saudaranya laki-laki. Setelah beberapa tahun,
saudaranya dibaptiskan. Satu bulan kemudian, wanita itu meninggalkan
gereja, dan sampai sekarang, dia masih menyangkal imannya. Meskipun hal
seperti ini mungkin saja terjadi, pada kenyataannya jika hubungan kita
dengan Yesus semakin kuat, maka kesaksian kita akan lebih berkuasa.
Baca
Kisah 4:13, 14. Apakah yang dinyatakan oleh ayat-ayat ini mengenai
hubungan Petrus dan Yohanes dengan Yesus Kristus, dan apakah yang dapat
dikerjakan melalui hubungan ini? Renungkanlah apakah arti kalimat
“mereka menyadari bahwa mereka telah bersama-sama dengan Yesus.” Apakah
artinya? Bagaimanakah seharusnya kehidupan orang yang “sudah bersama
dengan Yesus”?
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
Pelajaran
dari Firman Allah begitu jelas. Pada saat kita memikirkan ladang
penginjilan kita, ketika kita memperhatikan gandum yang mulai menguning
dan perlunya penuai yang lebih banyak, kita perlu mengizinkan Tuhan
menarik kita lebih dekat lagi kepada-Nya ke dalam suatu hubungan yang
sangat erat; suatu hubungan yang dapat memberikan kepada kita kuasa yang
tadinya tidak kita miliki.
Bagaimanakah
hubungan pribadi Anda dengan Tuhan? Bagaimanakah kehadiran Anda, tutur
kata Anda, tindak tanduk Anda, sikap Anda terhadap orang lain,
menyatakan hubungan Anda dengan Allah? cobalah bersikap jujur terhadap
diri sendiri.
SENIN, 7 Mei 2012
LADANG PENGINJILAN PRIBADIKU
Pada saat Yesus melihat orang banyak itu, hati-Nya dipenuhi oleh perasaan belas kasihan (lihat Matius 9:36).
Kadangkala kita berpikir bahwa Yesus sekadar melihat orang banyak itu,
tetapi, sesungguhnya, Dia melihat setiap individu dalam kumpulan orang
banyak itu. Demikian jugalah, kita perlu memperhatikan setiap individu
di tengah kumpulan orang banyak yang kita lewati. Jemaat kita dapat
mengenal setiap individu di tengah kerumunan orang banyak bilamana
anggota jemaat berhubungan secara pribadi dengan mereka yang ada di
sekitar mereka.
Orang-orang
yang memiliki hubungan pribadi dengan kita dalam tingkatan kedekatan
yang berbeda-beda, ternyata, merupakan ladang penginjilan kita. Dari
saudara kita yang terdekat kita dapat berpindah ke saudara yang lain,
sahabat, dan kenalan kita. Terkadang orang dapat berpindah-pindah dari
hubungan yang jauh kepada hubungan yang lebih dekat atau sebaliknya, dan
dalam waktu yang singkat, menjadi bagian dari ladang penginjilan kita.
Baca
Yohanes 1:37-42. Mengapakah Andreas lebih dulu mengatakan kepada
saudaranya bahwa dia telah menemukan Mesias sebelum dia menceritakan hal
itu kepada orang lain?
Andreas
telah menjadi murid Yohanes Pembaptis, sebagaimana pelayanan Yohanes
adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, dapat dipahami bahwa
beberapa dari murid Yohanes membuat peralihan untuk mengikut Yesus.
Percakapan Andreas dengan Yesus membuat dia sangat bersukacita sehingga
dia segera mencari orang yang paling dekat dengannya, yaitu saudaranya,
yang sudah sekian lama bersama-sama menjala ikan di Danau Galilea.
Baca
Yohanes 1:43-50. Perhatikan apa yang terjadi di sana. Jenis hubungan
apakah yang dituliskan dalam kisah ini? Dengan cara apakah Filipus
menanggapi keraguan Natanael? Pelajaran apakah yang bisa kita ambil dari
kisah ini yang dapat menolong kita untuk lebih mengerti tentang metode
penginjilan pribadi?
Pada
awalnya gerakan untuk mengikut Yesus nampaknya mendapatkan momentum
lewat jaringan sosial di sekitar wilayah Kapernaum dan Betsaida.
Perhatikan bahwa Filipus tidak berargumentasi ketika Natanael tidak
yakin bahwa Mesis akan datang dari sebuah desa yang kecil, tidak
terkenal, dan sangat terpencil. Dia hanya memberikan undangan yang
sederhana, “Mari dan lihatlah”.
Kepada
siapakah Anda dapat bersaksi dengan lebih baik? Seberapa banyakkah
pengorbanan diri yang Anda harus lakukan agar dapat menjadi saksi yang
lebih baik lagi bagi mereka?
SELASA, 8 MEI 2012
POTENSI PRIBADIKU
Pada
saat pemimpin pelayanan perorangan memanggil para relawan untuk dapat
terlibat dalam kegiatan penginjilan dan kesaksian, kita sering memiliki
pikiran bahwa ada banyak orang yang lebih layak dan lebih bertalenta
jika dibandingkan dengan diri kita sendiri. Yang lain merasa lebih
percaya diri dan memiliki kesanggupan. Tetapi, Alkitab menyatakan kepada
kita bahwa Allah tidak mencari mereka yang paling layak tetapi Dia
mencari orang yang mau digunakan, tanpa memandang karunia dan talenta
apa yang mereka miliki.
Suatu
contoh yang baik mengenai hal ini terjadi pada saat Allah memanggil
Musa untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir. Musa bisa
melihat banyak alasan mengapa orang lain akan lebih memenuhi syarat
untuk melakukan pekerjaan yang Tuhan telah rencanakan itu (lihat Keluaran 3:11, 4:10). Dalam pemikiran Musa, dia punya alasan yang dia anggap baik untuk tidak mengerjakan apa yang Tuhan minta dia lakukan.
Sebagai
sambutan atas panggilan untuk melakukan penginjilan kebanyakan dari
umat pecaya saat ini menggemakan alasan yang telah disampaikan oleh Musa
– “Siapakah aku ini sampai aku harus melakukan tugas yang begitu
besar?” “Bagaimanakah seandainya mereka menanyakan pertanyaan yang
sukar?” “Saya bukanlah pembicara yang hebat.” Mungkin kita dapat
tersenyum kepada Musa dan berpikir bahwa Allah perlu memikirkan kembali
strategi rekrutmen personil-Nya, tetapi Allah mengetahui potensi Musa,
meskipun dia memiliki kekhawatiran dan rasa takut, dia adalah orang yang
tepat untuk tugas ini.
Panggilan
bagi Musa untuk memimpin umat Allah merupakan suatu hal yang dapat
memberikan keyakinan bagi kita bahwa Allah mengetahui diri kita lebih
baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Allah tidak berfokus pada
kinerja kita pada masa lalu tetapi lebih kepada potensi kita
masing-masing. Setiap umat percaya memiliki potensi yang dapat diberikan
bagi pekerjaan Tuhan.
Pada
sisi lain, kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu percaya diri dan
berlari mendahului Tuhan. Meski memang benar bahwa kita perlu
menyelidiki hati kita masing-masing untuk mengetahui kondisi kerohanian
kita, kita juga perlu mengerti bahwa manusia seringkali tidak objektif
dalam mengevaluasi diri sendiri. Itulah sebabnya merupakan hal yang baik
meminta Allah untuk menguji kita dan menunjukkan kepada kita kondisi
kita yang sebenarnya, sebab kondisi kita mempengaruhi potensi kita.
Baca
Mazmur 139. Mengapakah Daud meminta supaya Allah menguji hatinya?
Pelajaran apakah yang kita dapatkan disini, bukan saja supaya kita dapat
bersaksi tetapi bagi perjalanan iman kita dengan Tuhan secara
keseluruhan? Apakah yang kita dapat ambil dari mazmur ini untuk
kehidupan kita sekarang? Penghiburan, pengharapan, dan dorongan apakah
yang tersedia bagi Anda? Pada saat yang sama, apakah yang dikatakan
kepada Anda tentang perubahan yang Anda perlukan di dalam hidup Anda?
RABU, 9 MEI 2012
KESAKSIAN KEHIDUPAN YANG BENAR
Apakah
benar perbuatan berbicara lebih nyaring daripada perkataan? Ya,
demikianlah sepatutnya. Hal itu memang benar, sementara pekabaran dapat
disampaikan melalui perbuatan tanpa menggunakan kata-kata, demikian pula
pekabaran yang benar dapat diberikan melalui perkataan tanpa disertai
perbuatan. Sebuah pekabaran yang dipadukan dengan perbuatan memiliki
pengaruh yang sangat besar. Mengaku mengasihi Allah kemudian bertindak
seolah-olah Anda tidak mengasihi-Nya, itu adalah kemunafikan; dan
kesaksian terburuk yang dapat diberikan oleh seseorang ialah pada saat
pengakuan dan perbuatannya tidak sejalan.
Kemantapan
dalam bertindak nyaring bunyinya. Sementara keluarga dan sahabat
nampaknya tidak mau mendengar apa yang Anda katakan, mereka sedang
memperhatikan apakah perkataan Anda selaras dengan perbuatan dan
kehidupan Anda.
Baca
1 Petrus 3:1-15. Apakah yang ayat-ayat ini katakan kepada kita tentang
pengaruh dari satu kehidupan Kristiani dan potensinya untuk menangkan
jiwa-jiwa bagi Kristus? Coba bayangkan betapa besar kuasa yang menyertai
kesaksian kita bilamana kita menghidupkan apa yang kita ajarkan.
Pekabaran khusus apakah yang diberikan dalam ayat 15 sehubungan dengan
konteks kesaksian pribadi kita? Lihat juga Matius 5:16
Kita
dapat bayangkan perselisihan yang mungkin terjadi pada saat seorang
wanita yang tadinya di luar kebenaran kemudian menerima Yesus sebagai
Juruselamatnya sementara suaminya masih belum bersedia menerima
kebenaran. Beban yang dia rasakan untuk menyelamatkan suaminya dapat
menuntun wanita ini untuk cenderung berargumentasi dan mengomel karna ia
menganggap suaminya sebagai ladang penginjilannya. Dari sudut pandang
yang lain, sebagaimana yang disarankan oleh Petrus, dia dapat tetap
setia kepada Allah sambil berharap dan berdoa agar kehidupannya yang
saleh akan dapat menuntun suaminya kepada Tuhan. Dengan kata lain, dia
dapat membiarkan kehidupannya sehari-hari menjadi suatu kesaksian yang
sangat berkuasa.
Membiarkan
terang kita bercahaya mencakup setiap kesempatan untuk mempengaruhi
setiap pria dan wanita bagi kerajaan Allah. Mereka yang ada di sekitar
kita seharusnya tidak hanya mendengar perkataan kita yang baik, mereka
harus melihat perbuatan baik kita, sebab dengan cara demikianlah mereka
dapat melihat kuasa Allah bekerja melalui kita, dan Roh Kudus akan
membujuk mereka agar mau mengakui adanya berkat penyertaan Allah dalam
kehidupan manusia. Orang harus diyakinkan bahwa Kekristenan bukan hanya
sebuah nama yang kita miliki tetapi juga merupakan suatu hubungan yang
kita nikmati. Menggunakan contoh merupakan metode mengajar yang sangat
penting, dan orang-orang Kristen baik secara sengaja ataupun tidak
sengaja telah menjadi contoh. Kita bersaksi lewat apa yang kita lakukan,
siapakah kita sebenarnya lebih berarti daripada pengakuan kita atau apa
yang kita ucapkan. Apabila hal itu nampaknya menakutkan, itulah
kenyataan yang sebenarnya.
KAMIS, 10 MEI 2012
KONTRIBUSI SAYA UNTUK SEMUA
Dalam
pekan ini kita memikirkan ladang penginjilan kita, potensi kita dalam
bersaksi, dan potensi dalam penginjilan. Kita perlu menyadari, karena
gereja terdiri dari seluruh anggota, maka usaha dari setiap anggota
memberikan kontribusi kepada penginjilan gereja secara keseluruhan.
Apakah Anda mengetahui strategi apa yang gereja miliki untuk menuntun
orang kepada Yesus? Anda dapat mengundang orang-orang yang ada dalam
ladang penginjilan Anda untuk menghadiri kegiatan dan program-program
gereja. Sebaliknya, apakah koordinator penginjilan di gereja Anda
mengetahui apa yang Anda lakukan dalam ladang penginjilan Anda? Mungkin
saja mereka dapat mendukung Anda melalui doa dan segala sesuatu yang
dapat diberikan.
Baca
Yohanes 4:37,38. Dorongan apakah yang kita dapatkan dari perkataan
Yesus, “Yang satu menabur dan yang lain menuai?” Apakah yang Dia
katakan dan bagaimanakah Anda melihat kenyataan itu digenapi dalam
kehidupan Anda?
Sangat
mungkin pada saat itu Yesus sedang merujuk kepada benih Injil yang
ditaburkan oleh Yesus sendiri, Yohanes Pembaptis, dan wanita Samaria.
Murid-murid itu menuai di ladang yang sudah ditanami oleh orang lain,
dan saatnya telah tiba dimana penabur dan penuai bersukacita
bersama-sama.
Pada
saat Yesus berkata “Yang satu menabur dan yang lain menuai,” Dia tidak
mengatakan bahwa secara individu kita berperan sebagai penabur atau
penuai. Meskipun gereja kita mungkin saja lebih mengutamakan para
penuai, bilamana tidak ada penabur, maka sia-sialah para penuai menunggu
saat panen. Kita semua dipanggil untuk menabur dan menuai, dan di dalam
setiap jemaat ada banyak kombinasi antara kegiatan menabur dan menuai.
Apa yang Anda taburkan di ladang penginjilan Anda akan dituai bersama
dalam proses penuaian di gereja. Mungkin juga benih yang telah
ditaburkan oleh orang lain akan dituai pada waktu orang itu berpindah ke
dalam ladang penginjilan Anda.
Pada saat kita mempertimbangkan bagaimana setiap individu memberikan kontribusi untuk semua (lihat 1 Korintus 12:12-27),
proses bercocok tanam ini mengingatkan kita bahwa sebelum menabur benih
itu ditaburkan ada orang yang sudah membersihkan tanah dan
mencangkulnya.
Sudah
jelas bahwa proses menabur dan menuai merupakan bagian yang terus
berlangsung meskipun banyak orang telah bergabung ke dalam tubuh
Kristus. Hasil panen itu janganlah ditinggalkan di ladang tetapi harus
dikumpulkan ke dalam lumbung.
Bagaimanakah
Anda dapat lebih terlibat dalam proses menabur dan menuai di jemaat
Anda? Dengan cara apakah, Anda dapati bahwa dengan mengupayakan
keselamatan orang lain, iman Anda dikuatkan? Mengapakah demikian?
JUMAT, 11 MEI 2012
PENDALAMAN: Persiapan Rohani untuk Pelayanan Perorangan.
Kita
tidak dapat menyangkal pentingnya pengetahuan Alkitab dan prosedur
dalam kesaksian dan penginjilan, tetapi kita perlu berhati-hati untuk
tidak mengabaikan pentingnya persiapan rohani secara pribadi. Hal-hal
yang penting untuk pertumbuhan kerohanian pribadi, adalah Roh Kudus, dan
untuk merasakan kuasa Roh Kudus dalam usaha penginjilan kita harus
menyediakan bagi-Nya jalan masuk ke dalam hidup kita.
Pada
saat orang Kristen mulai melayani Allah, mereka mulai lebih menyadari
kebutuhan rohaninya. Ketika mereka meminta, dan menerima, curahan Roh
Kudus yang lebih besar lagi, mereka dipersiapkan untuk pelayanan
selanjutnya.
Kuncinya
adalah dengan menyerahkan kemauan kita pada Allah setiap hari,
menyangkal diri setiap hari, memandang kasih karunia Kristus setiap
hari, mengingat segala sesuatu yang kita telah terima di dalam Kristus
dan mengingat segala sesuatu yang Dia minta dari masing-masing kita
sebagai respons atas karunia itu.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Sehubungan dengan penarikan jiwa, Ellen G. White menulis pernyataan
berikut: “Keberhasilanmu tidak terlalu bergantung pada pengetahuan dan
pencapaianmu, melainkan pada kesanggupanmu untuk menemukan jalan masuk
ke dalam hati.” – Gospel Workers, hlm. 193. Apakah poin penting
yang dia sampaikan? Lagipula, seringkali kita melihat orang berpaling
dari bukti-bukti yang sangat menguatkan pekabaran kita. Seringkali
doktrin – meskipun sangat Alkitabiah, masuk akal, meninggikan pikiran,
dapat diterima – tidak akan berpengaruh kepada orang yang hatinya belum
terbuka. Bagaimanakah kita dapat menjangkau hati itu? Dalam hal ini,
betapa pentingnya bagi kita untuk menghidupkan apa yang kita ajarkan
daripada hanya sekadar mengajarkan saja.
2.
Renungkanlah pernyataan berikut sementara Anda memikirkan cara-cara
dimana Anda dapat membagikan pengalaman pribadimu dengan orang lain:
“Sinar-sinar yang terakhir dari terang pengasihan, pekabaran pengasihan
yang terakhir yang disampaikan kepada dunia, adalah suatu pernyataan
dari tabiat-Nya yang penuh kasih. Anak-anak Allah harus menunjukkan
kemuliaan-Nya. Dalam kehidupan mereka sendiri dan tabiat mereka harus
dinyatakan apa yang telah diperbuat karunia Allah terhadap mereka.” –
Ellen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 321.
Pertanyaannya adalah, bagaimanakah supaya dalam kehidupan setiap hari
dan dengan cara yang sederhana kita dapat “menyatakan kemuliaan-Nya?”
Dalam waktu 24 jam yang baru saja Anda lewati, berapa seringkah Anda
menyatakan kemuliaan Allah dalam kehidupan Anda? Iman yang bagaimanakah
yang Anda dapat saksikan lewat gaya hidup Anda? Bagaimanakah jemaat Anda
secara keseluruhan dapat “menyatakan kemuliaan-Nya”?
0 komentar: