Selasa, 08 Mei 2012
Renungan Pagi (8 Mei 2012)
KESEMPATAN UNTUK MEMILIH
“Tetapi
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati”
(Kejadian 2:17)
Tuhan
mengetahui Adam dan Hawa tidak dapat berbahagia tanpa bekerja, untuk
itulah Ia memberikan mereka pekerjaan menyenangkan mengurus taman. Dan
sambil melihat-lihat segala sesuatu yang indah dan berguna
disekelilingnya, mereka dapat melihat kebaikan dan kemuliaan Allah dalam
karya ciptaan-Nya. Adam dan Hawa memiliki tema-tema renungan dalam
pekerjaan Allah di Eden, yang merupakan miniatur surga. Allah tidak
membentuk mereka hanya untuk merenungkan pekerjaan kemuliaan-Nya; oleh
sebab itu Ia memberikan tangan untuk bekerja, juga hati dan akal budi
untuk merenungkannya. Jika kebahagiaan ciptaan-Nya adalah tidak
melakukan apa pun, Pencipta tentu tidak akan memberikan tugas. Dalam
bekerja, Adam dan Hawa semestinya menemukan kebahagiaan juga meditasi.
Mereka dapat merenungkan bahwa mereka diciptakan menurut gambar Allah,
untuk menjadi seperti Dia dalam kebenaran dan kesucian. Akal budi mereka
disanggupkan untuk pengembangan, perluasam, dan peninggian yang mulia;
karena Allah adalah guru mereka, dan para malaikat adalah teman-teman
mereka.
Tuhan
menempatkan Adam dan Hawa dalam masa pencobaan, agar mereka dapat
membentuk tabiat berintegritas teguh untuk kebahagiaan mereka sendiri
dan untuk kemuliaan Pencipta mereka. Ia telah menganugerahkan pasangan
suci itu akal budi yang unggul dari makhluk ciptaan lain. Kekuatan
mental mereka hanya sedikit lebih rendah dari kekuatan mental para
malaikat. Mereka bisa demikian akrab dengan keluhuruan dan kemuliaan
alam, dan memahami tabiat Bapa surgawi dalam karya ciptaan-Nya. Segala
sesuatu mereka pandang dalam luasnya karya ciptaan Bapa, disediakan
dengan tangan bermurah hati, memberi kesaksian tentang kasih dan
kekuatan kekal-Nya.
Pelajaran
moral utama yang pertama diberikan kepada Adam dan Hawa adalah
penyangkalan diri. Tali kekang penguasaan diri ditempatkan di tangan
mereka. Penilaian, pertimbangan, dan hati nurani harus tahan goncangan.
Adam dan Hawa diizinkan untuk mengambil dari setiap pohon di taman
kecuali satu. Hanya ada satu saja larangan. Pohon terlarang sama menarik
dan sama indahnya dengan pohon-pohon lain di taman. Pohon itu disebut
pohon pengetahuan, karena bila mengambil dari pohon itu, yang Allah
katakan, “Jangan kamu makan buahnya,” maka mereka akan mendapat
pengetahuan tentang dosa, satu pengalaman ketidakpatuhan. –Review and Herald, 24 Februari 1874.
0 komentar: