Selasa, 15 Mei 2012
Renungan Pagi (15 Mei 2012)
KELUARLAH DAN PISAHKAN DIRIMU
“Keluarlah
kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman
Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima
kamu”
(2 Korintus 6:17)
Inilah
satu janji kepada kita pada kondisi penurutan. Jika kita mau keluar
dari dunia dan terpisah, dan tidak menyentuh apa yang najis, maka Ia
akan menerima kita. Inilah syarat penerimaan kita kepada Allah. Kita
memiliki sesuatu untuk kita lakukan. Inilah satu pekerjaan bagi kita.
Kita harus memperlihatkan terpisahnya kita dari dunia. Persahabatan
dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Tidak mungkin bagi kita
menjadi sahabat dunia namun bersatu dengan Kristus. Bersahabat dengan
dunia adalah bergandengan tangan dengan mereka, menikmati apa yang
mereka nikmati, mengasihi apa yang mereka kasihi, mencari kesenangan,
mencari kepuasan, mengikuti kecenderungan kita sendiri. Dalam mengikuti
kecenderungan kita tidak memiliki kasih kepada Allah; kita sedang
mengasihi dan melayani diri sendiri. Tetapi disinilah janji besar itu:
“Keluarlah dari antara mereka, dan pisahkan dirimu.” Dalam membuat
langkah ini, dalam memperlihatkan bahwa kita tidak sejalan dengan dunia,
janji Allah itu milik kita.
Kau
memiliki jaminan bahwa kau akan diterima Allah. Kemudian berpisah
dengan dunia, kau akan terhubung dengan Allah; kamu akan menjadi anggota
keluarga kerajaan; kamu menjadi anak-anak Tuhan yang Mahatinggi; kamu
adalah anak-anak dari Raja surgawi, diterima ke dalam keluarga-Nya, dan
diawasi dari atas, bersatu dengan Allah yang kekal yang tangan-Nya
mengatur dunia.
Sungguh satu keistimewaan besar disukai dan dihormati oleh Allah, disebut anak-anak Tuhan Yang Mahatinggi. Sulit dipahami memang; tetapi dengan semua janji dan penghiburan ini, ada banyak yang mempertanyakan dan meragukan. Mereka berada dalam posisi tak menentu. Mereka kelihatannya berpikir bahwa jika mereka menjadi orang-orang Kristen, maka akan ada segunung tanggung jawab yang harus dipikul dalam tugas-tugas keagamaan dan kewajiban orang Kristen. Ada segunung tanggung jawab, kewaspadaan seumur hidup, bergumul dengan kecenderungan mereka sendiri, dengan kemauan mereka sendiri, dengan keinginan mereka sendiri, dan dengan kesenangan mereka sendiri; dan saat mereka memandangnya, sepertinya tak mungkin bagi mereka mengambil langkah itu, memutuskan bahwa mereka akan menjadi anak-anak Allah, para hamba Yang Mahatinggi. –Signs of The Times, 31 Januari 1878
0 komentar: