Minggu, 27 Mei 2012
Renungan Pagi (27 Mei 2012)
KELEGAAN DI DALAM KRISTUS
“Untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami” (2 Tesalonika 1:7).
Jangan kita lupa bahwa Kristus adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Juruselamat penuh kasih mengajak semua orang datang kepada-Nya. Percayailah sabda Tuhan, dan jangan berat untuk datang kepada-Nya. Janganlah kita menempuh jalan, yang disediakan bagi umat tebusan Tuhan, dengan berbisik-bisik, dengan keragu-raguan, prasangka yang tidak jelas, mengeluh, seolah di paksan melakukan satu tugas yang tidak menyenangkan. Jalan-jalan Kristus adalah jalan kesenangan, dan semua jalan-Nya adalah damai sejahtera....
Kita sering tidak ingin memberikan beban kita kepada Yesus. Kadang-kadang kita mencurahkan masalah-masalah kita ke telinga manusia dan menceritakan penderitaan kita kepada mereka yang tidak dapat membantu kita, dan lalai menceritakan semuanya kepada Yesus, agar Ia dapat mengubah jalan-jalan menyedihkan menuju jalan sukacita dan damai sejahtera....
Singkatnya waktu diingatkan sebagai dorongan bagi kita untuk mencari kebenaran dan menjadikan Kristus sebagai sahabat kita. Ini bukanlah motif utamanya. Apakah perlu kengerian hari Allah itu dipaparkan di hadapan kita untuk menggerakkan kita melakukan tindakan yang benar melalui rasa takut? Jangalan demikian. Yesus itu penuh kasih, dan kemurahan. Ia ingin menjadi sahabat kita, berjalan bersama kita melalui semua jalan sukar kehidupan.....
Ajakan Kristus kepada kita semua adalah panggilan kepada kehidupan damai sejahtera dan perhentian, kehidupan merdeka dan kasih, dan kepada warisan melimpah di kehidupan kekal yang akan datang.... Kita tidak perlu khawatir jika jalan kebebasan ini dihamparkan melalui konflik dan penderitaan. Damai sejahtera yang melampaui pengetahuan akan menuntut perjuangan dengan kekuatan kegelapan, bergumul hebat melawan kecintaan diri dan dosa-dosa batin.... menghadapi godaan kita harus mendidik diri kita sendiri kepada ketahanan yang kuat, yang tidak akan membangkitkan satu pun pemikiran mengeluh, meskipun kita lelah dalam bekerja keras dan berjuang dalam pertandingan iman yang baik.....
Kita tidak dapat menghargai Penebus kita dalam pengertian tertinggi sampai kita bisa melihat Dia oleh mata iman menjangkau jauh ke dalam keadaan manusia yang menyedihkan, mengambil sifat manusia ke atas diri-Nya, kapasitas untuk menderita, dan oleh penderitaan menggunakan kekuatan Ilahi-Nya untuk menyelamatkan dan mengangkat orang berdoa untuk bersama-sama dengan Dia.—Review and Herald, 2 Agust. 1881.
Jangan kita lupa bahwa Kristus adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Juruselamat penuh kasih mengajak semua orang datang kepada-Nya. Percayailah sabda Tuhan, dan jangan berat untuk datang kepada-Nya. Janganlah kita menempuh jalan, yang disediakan bagi umat tebusan Tuhan, dengan berbisik-bisik, dengan keragu-raguan, prasangka yang tidak jelas, mengeluh, seolah di paksan melakukan satu tugas yang tidak menyenangkan. Jalan-jalan Kristus adalah jalan kesenangan, dan semua jalan-Nya adalah damai sejahtera....
Kita sering tidak ingin memberikan beban kita kepada Yesus. Kadang-kadang kita mencurahkan masalah-masalah kita ke telinga manusia dan menceritakan penderitaan kita kepada mereka yang tidak dapat membantu kita, dan lalai menceritakan semuanya kepada Yesus, agar Ia dapat mengubah jalan-jalan menyedihkan menuju jalan sukacita dan damai sejahtera....
Singkatnya waktu diingatkan sebagai dorongan bagi kita untuk mencari kebenaran dan menjadikan Kristus sebagai sahabat kita. Ini bukanlah motif utamanya. Apakah perlu kengerian hari Allah itu dipaparkan di hadapan kita untuk menggerakkan kita melakukan tindakan yang benar melalui rasa takut? Jangalan demikian. Yesus itu penuh kasih, dan kemurahan. Ia ingin menjadi sahabat kita, berjalan bersama kita melalui semua jalan sukar kehidupan.....
Ajakan Kristus kepada kita semua adalah panggilan kepada kehidupan damai sejahtera dan perhentian, kehidupan merdeka dan kasih, dan kepada warisan melimpah di kehidupan kekal yang akan datang.... Kita tidak perlu khawatir jika jalan kebebasan ini dihamparkan melalui konflik dan penderitaan. Damai sejahtera yang melampaui pengetahuan akan menuntut perjuangan dengan kekuatan kegelapan, bergumul hebat melawan kecintaan diri dan dosa-dosa batin.... menghadapi godaan kita harus mendidik diri kita sendiri kepada ketahanan yang kuat, yang tidak akan membangkitkan satu pun pemikiran mengeluh, meskipun kita lelah dalam bekerja keras dan berjuang dalam pertandingan iman yang baik.....
Kita tidak dapat menghargai Penebus kita dalam pengertian tertinggi sampai kita bisa melihat Dia oleh mata iman menjangkau jauh ke dalam keadaan manusia yang menyedihkan, mengambil sifat manusia ke atas diri-Nya, kapasitas untuk menderita, dan oleh penderitaan menggunakan kekuatan Ilahi-Nya untuk menyelamatkan dan mengangkat orang berdoa untuk bersama-sama dengan Dia.—Review and Herald, 2 Agust. 1881.
0 komentar: