Jumat, 11 Mei 2012
Renungan Pagi (11 Mei 2012)
CERMIN ALLAH
“Oleh hukum Taurat orang mengenal dosa”
(Roma 3:20)
Hukum
Allah adalah cermin untuk memperlihatkan kepada manusia kecacatan
dalam tabiat mereka. Tetapi mereka yang senang dalam kejahatan, tidak
suka melihat kecacatan moral mereka. Mereka tidak menghargai cermin
berharga ini karena menyatakan dosa mereka. Oleh sebab itu, gantinya
mengadakan perang terhadap pikiran jasmani, mereka malah berperang
melawan cermin sejati dan setia itu, yang diberikan oleh Yahwe untuk
maksud agar mereka tidak tertipu, tetapi agar cermin itu dapat
menyatakan kecacatan dalam tabiat mereka. Haruskah penemuan tentang
kecacatan ini menuntun mereka membenci cermin itu, atau membenci diri
mereka sendiri? Haruskah mereka menyingkirkan cermin yang telah
menemukan kecacatan ini? Tidak. Dosa-dosa yang mereka pelihara, yang
diperlihatkan oleh cermin setia itu, akan menutup pintu-pintu surga
kecuali dosa-dosa itu disingkirkan, dan mereka menjadi sempurna di
hadapan Allah.
Dengarkan
kata-kata dari rasul setia ini, “oleh hukum Taurat orang mengenal
dosa”. Orang-orang yang giat meniadakan hukum jauh lebih baik
memperlihatkan semangat mereka dalam meniadakan dosa mereka.
Tuhan
membuat umat manusia itu tegak lurus, tetapi kita telah jatuh dan
menjadi hina karena menolak menurut kepada tuntunan suci yang ada pada
hukum Allah. Semua hasrat kita, jika dengan benar dikendalikan dan
dengan benar diarahkan, akan berperan pada kesehatan fisik dan moral dan
menjamin kebahagiaan besar bagi kita. Pezinah, pelaku mesum, dan pelaku
asusila tidak menikmati kehidupan. Tidak akan ada kenikmatan sejati
bagi pelanggar hukum Allah. Tuhan mengetahui ini; oleh sebab itu Ia
melarang kita. Ia mengarahkan kita, memerintahkan kita, dan Ia dengan
nyata-nyata melarang.
Dosa
tidak tampak sebagai dosa kecuali dipandang di cermin sejati yang Allah
telah berikan kepada kita sebagai satu ujian tabiat. Ketika pria dan
wanita mengetahui pernyataan hukum Allah dan meneguhkan kaki mereka di
atas panggung kebenaran kekal, maka mereka akan berdiri di mana Tuhan
dapat memberikan kekuatan moral kepada mereka untuk memancarkan sinar
mereka di hadapan manusia agar mereka dapat melihat pekerjaan baiknya
dan memuliakan Bapa yang ada di surga.
Jalan
mereka akan ditandai dengan konsistensi. Mereka tidak akan mendapat
tuduhan yang benar terhadap kemunafikan dan sensualisme. Mereka dapat
mengkhotbahkan Kristus dengan kekuatan, diilhami dengan Roh-Nya. Mereka
dapat mengucapkan kebenaran-kebenaran yang akan membuka jalan mereka ke
hati orang-orang. –Review and Herald, 8 Maret 1870.
0 komentar: