Minggu, 06 Mei 2012
Renungan Pagi (6 Mei 2012)
JEMAAT LAODIKIA
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah”
(Wahyu 3:19)
Pesan
kepada jemaat di Laodikia merupakan satu teguran yang mengejutkan, dan
dapat diterapkan kepada umat Allah di zaman sekarang ini.
Di
sini Tuhan memperlihatkan kepada kita bahwa pesan yang harus
disampaikan kepada umat-Nya, oleh para hamba yang telah dipanggil-Nya
untuk memperingatkan umat bukanlah satu pesan damai dan aman. Umat Tuhan
yang digambarkan berada dalam posisi aman secara jasmani. Mereka merasa
tenteram, mempercayai diri sendiri dalam kondisi pencapaian kerohanian
yang tinggi.
Pesan
Saksi Sejati menemukan umat Allah dalam penipuan yang menyedihkan.
Mereka tidak mengetahui bahwa kondisi mereka tercela dalam pandangan
Allah. Sementara mereka memuji diri dalam kondisi kerohanian yang
tinggi, pesan Saksi Sejati merubuhkan keamanan mereka oleh pemberitahuan
yang mengejutkan tentang situasi mereka yang sesungguhnya yakni buta
secara rohani, miskin, dan menyedihkan.
Kehidupan
orang Kristen merupakan pergumulan dan gerakan yang tetap. Tidak ada
perhentian dari peperangan itu. Dengan usaha yang terus-menerus, dan
tanpa hentilah maka kita mempertahankan kemenangan atas godaan Setan.
Kita sepenuhnya terpelihara dalam posisi kita seolah sejumlah besar
kesaksian Kitab Suci yang sederhana. Tetapi kita sangat memerlukan
kerendahan hati, kesabaran, kasih, penyangkalan diri, kewaspadaan, dan
roh pengorbanan dalam Alkitab. Kita perlu mengusahakan kesucian Alkitab.
Dosa berlaku di tengah umat Allah. banyak yang menggantungkan keraguan
dan dosa kesayangan mereka, sementara mereka berada dalam tipu muslihat
yang begitu besar seolah mereka tidak membutuhkan apa pun.
Semua
laskar salib Kristus sebenarnya mewajibkan diri sendiri memasuki
perjuangan melawan musuh jiwa, menghukum kesalahan, dan memelihara
kebenaran. Kehidupan kekal itu bernilai kekal, dan akan mengorbankan
segala yang kita miliki.
Tidak
cukup bagi para pendeta untuk menghadirkan masalah secara teori. Mereka
perlu mempelajari pelajaran praktis yang Kristus berikan kepada para
murid-Nya, dan membuat penerapan langsung yang sama kepada jiwa mereka
sendiri dan kepada orang-orang. Karena Kristus yang memberikan kesaksian
teguran ini, akankah kita mengira bahwa Ia kekurangan kasih yang lembut
bagi umat-Nya? Oh, tidak! Ia menegur mereka yang dikasihi-Nya. –Review and Herald, 16 September 1873.
0 komentar: