Kamis, 03 Mei 2012
Renungan Pagi (3 Mei 2012)
BERKAT KEBAJIKAN
“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.”
(Amsal 11:25)
Hikmat
Ilahi telah menetapkan, dalam rencana keselamatan, hukum aksi dan
reaksi, membuat semua perbuatan kemurahan hati mendapat berkat dua kali
ganda. Mereka yang memberi kepada yang membutuhkan, memberi berkat
kepada orang lain, maka mereka sendiri diberkati dalam tingkatan yang
lebih besar lagi.
Agar
kita tidak kehilangan berkat akibat kemurahan hati, Penebus kita
membentuk rencana menyertakan kita sebagai para pekerja-Nya. Oleh
rangkaian keadaan yang mengajak kita memberi, Ia mencurahkan harta
terbaik ke atas kita untuk tetap berbuat baik, dan menjaga kita terbiasa
memberi bantuan kepada orang miskin dan untuk memajukan pekerjaan-Nya.
Dari kebutuhan mereka, satu dunia yang hancur sedang menarik
talenta-talenta berupa harta dan pengaruh dari kita, untuk menghadirkan
kebenaran kepada mereka, yang sangat mereka perlukan. Dalam memberi,
kita memberkati orang lain, dan dengan demikian mengumpulkan kekayaan
yang sejati.
Salib
Kristus meminta kebaikan setiap pengikut Juruselamat sejati. Prinsip
yang diilustrasikan di sana adalah memberi. Ini, bila dijalankan dalam
kebajikan aktual dan pekerjaan baik, adalah buah sejati dari kehidupan
Kristen. Prinsip duniawi adalah menerima, dan dengan demikian mereka
berharap mendapatkan kebahagiaan, tetapi menyertakan dalam segala
perolehan itu, buah dari penderitaan dan kematian.
Kristus
menugaskan umat manusia untuk bekerja menyebarkan Injil. Tetapi
sementara beberapa orang pergi untuk mengabarkan Injil, Ia mengajak
orang lain menjawab permintaan-Nya tentang persembahan, untuk mendukung
pekerjaan-Nya dibumi. Ini adalah cara Allah meninggikan kita. Itulah
tepatnya pekerjaan yang kita perlukan, karena itu akan menggugah simpati
hati kita yang terdalam dan melatih kemampuan akal budi kita.
Allah
merencanakan sistem berderma agar kita, seperti Pencipta kita, dapat
menjadi baik dan tidak mementingkan diri dalam tabiat.
Umat
Kristus yang percaya harus mengabadikan kasih-Nya, datang ke sekeliling
Kalvari dalam pengorbanan diri dan penyangkalan diri. Sambil berdiri di
salib dan melihat Panglima kerajaan surga mati untukmu, dapatkah engkau
menutup hati dan berkata, “Tidak; aku tidak memiliki apa pun untuk
diberikan”? Allah akan memberkati saat kau melakukan yang terbaik. –Review and Herald, 3 Oktober 1907.
0 komentar: