Sabtu, 26 Mei 2012
Renungan Pagi (26 Mei 2012)
GEREJA YANG HIDUP
“Kami
minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari
kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu
memang telah lama kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih
bersungguh-sungguh lagi”
(1 Tesalonika 4:1)
Kita
rindu melihat tabiat Kristen sejati diperlihatkan dalam gereja; kita
rindu melihat anggota-anggotanya bebas dari roh yang kurang giat; dan
kita dengan sungguh-sungguh menginginkan agar mereka dapat menyadari
panggilan mereka dalam Yesus Kristus. Beberapa orang yang mengakui
Kristus, sedang memberdayakan diri sepenuhnya agar hidup dan berperilaku
memancarkan keyakinan beragama mereka agar orang-orang yang bermoral
dapat terpengaruh untuk menerima kebenaran. Tetapi banyak juga orang
yang tidak merasa bertanggung jawab bahkan untuk menjaga jiwa mereka
sekalipun dalam kasih akan Allah, dan yang bukannya memberkati orang
lain oleh pengaruh mereka, tetapi justru menjadi beban bagi mereka yang
bekerja.
Waktu
sekarang ini memanggil pria dan wanita yang memiliki keteguhan moral
terhadap tujuan, pria dan wanita yang tidak akan dibentuk atau
ditundukkan oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci. Orang-orang seperti
itu akan berhasil dalam usaha yang menyempurnakan tabiat Kristen melalui
kasih karunia Kristus yang begitu limpahnya diberikan.
Tak
seorang pun dapat berhasil dalam pelayanan Allah bila seluruh jiwanya
tidak ada dalam pekerjaan itu dan yang tidak menganggap segala sesuatu
merugikan karena pengetahuan akan Kristus. Mereka yang
setengah-setengah, tidak mau memberikan segala yang mereka miliki, tidak
dapat menjadi murid-murid Kristus, apalagi menjadi rekan kerja-Nya.
Pengabdian diri haruslah seutuhnya. Ayah, ibu, istri dan anak, rumah dan
tanah, segala sesuatu yang dimiliki hamba Kristus, harus digunakan
sesuai panggilan Allah.
Mereka
yang mempelajari Firman Allah dengan sungguh-sungguh dan doa yang tekun
akan dituntun oleh Roh-Nya. Tiang awan akan menuntun mereka pada siang
hari, tiang api di malam hari; dan dengan perasaan yang tinggal di dalam
hukum Allah tidak mungkin melanggar hukum-Nya yang suci. Marilah kita
sebagai umat Allah yang istimewa, meninggikan standar tabiat Kristen,
kalau tidak kita kehilangan upah yang akan diberikan kepada orang-orang
yang baik dan setia. Kita harus memohon keselamatan kita dengan rasa
takut dan gentar. Mereka yang setia mulai dari permulaan keyakinan
mereka sampai akhir yang akan menerima mahkota kemuliaan abadi.
Kesederhanaan, kemurnian, kesabaran, penurutan, dan kasih akan
mencirikan pengalaman Kristen kita. –Review and Herald, 3 Juni 1880.
0 komentar: