Minggu, 20 Mei 2012
Renungan Pagi (20 Mei 2012)
PERTARAKAN SEJATI ADALAH KEHIDUPAN YANG SEIMBANG
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”
(1 Korintus 3:16)
Hanya
ada satu kesempatan hidup yang dianugerahkan kepada kita disini; dan
pertanyaan dari semua orang seharusnya adalah, Bagaimanakah aku
menginvestasikan hidupku agar menghasilkan keuntungan terbesar?
Kehidupan itu berharga hanya bila kita mengembangkannya untuk keuntungan
sesama ciptaan dan kemuliaan Allah. Mengembangkan kemampuan dengan
seksama yang telah dianugerahkan Pencipta kepada kita akan melayakkan
kita dalam kegunaan mulia disini dan kehidupan lebih tinggi di dunia
yang akan datang.
Kita
tidak boleh mengerdilkan atau melumpuhkan satu fungsi pikiran atau
tubuh dengan terlalu banyak menggunakan salah satu bagian dari mesin
tubuh. Begitu kita melakukan ini, maka kita harus menderita akibatnya.
Tugas pertama kita kepada Allah dan sesama manusia adalah pengembangan
diri. Setiap kemampuan yang telah dianugerahkan Pencipta kepada kita
harus dikembangkan pada tingkat kesempurnaan tertinggi, agar kita
sanggup melakukan banyak pekerjaan baik. Untuk memurnikan dan
memperbaiki tabiat, kita memerlukan kasih karunia Kristus yang akan
menyanggupkan kita melihat dan memperbaiki kekurangan kita dan membuat
lebih baik lagi. Pekerjaan ini untuk diri kita sendiri dalam kekuatan
dan nama Yesus, akan lebih bermanfaat kepada sesama ciptaan daripada
khotbah mana pun yang dapat kita sampaikan. Teladan kehidupan yang
seimbang, teratur, merupakan nilai yang tiada bandingan.
Keadaan
tidak bertarak adalah dasar dari sebagian penyakit dalam kehidupan.
Bila kita membicarakan hal tidak bertarak, bukan terbatas hanya pada
penggunaan minuman keras; maknanya lebih luas, termasuk selera atau hawa
nafsu yang membahayakan. Jika selera dan hawa nafsu berada dibawah
kendali pertimbangan suci, masyarakat akan menghadirkan aspek yang
sangat berbeda. Banyak hal yang biasanya dijadikan bahan makanan tidak
layak untuk dimakan; cita rasa untuknya tidaklah alamiah, tetapi
dibiasakan. Makanan yang merangsang menciptakan satu keinginan untuk
perangsang yang lebih kuat lagi.
Makanan
yang tak tercerna membuat seluruh sistem rusak, dan rasa lapar yang tak
alami dan nafsu makan yang besar sekali adalah akibatnya. Pertarakan
yang benar mengajarkan kita untuk berpantang sama sekali dari makanan
yang berbahaya dan hanya menggunakan bahan makanan yang sehat dan
bergizi dengan bijaksana. –Signs of The Times, 20 April 1882.
0 komentar: