Sabtu, 28 April 2012
Renungan Pagi (28 April 2012)
ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI
(BAGIAN 2)
“Ia pergi kepadanya lalu membalut
luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian
ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu
membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya” (Lukas 10:34).
Dalam perumpamaan ini Yesus
menghadirkan seorang asing, seorang sesama manusia, seorang saudara yang
menderita, terluka, dan sekarat.... Tetapi meskipun para ahli Taurat
dan para imam telah membaca hukum Taurat, mereka tidak mempraktikkannya
dalam hidup sehari-hari....
Tetapi Yesus menyampaikan
pemandangan lain: “Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut
luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian
ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu
membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.”....
Setelah Kristus
memperlihatkan kekejaman dan keegoisan yang diperlihatkan para
perwakilan bangsa, ia mengedepankan orang Samaria, yang dibenci,
dianggap rendah, dan dikutuk oleh orang-orang Yahudi, dan menempatkan di
hadapan mereka sebagai seorang yang memiliki sifat yang jauh lebih
unggul daripada mereka yang mengaku meninggikan kebenaran.....
Orang Samaria itu menyadari
bahwa ada seorang manusia di hadapannya yang memerlukan bantuan dan
menderita, dan begitu ia melihatnya, ia berbelaskasihan terhadapnya....
Orang Samaria itu mengikuti kata hati yang baik dan mengasihi. Kristus
membuat situasinya sedemikian rupa sehingga teguran yang paling keras
ditujukan kepada tindakan imam dan orang Lewi yang tak berperasaan itu.
Tetapi pelajaran ini bukan hanya untuk mereka, namun bagi orang-orang
Kristen zaman sekarang, dan merupakan satu peringatan serius bagi kita
bahwa demi kemanusiaan kita tidak boleh gagal menunjukkan kemurahan dan
belas kasih kepada mereka yang menderita.....
Dalam perumpamaan tentang
orang Samaria yang baik hati, Yesus menghadirkan kasih dan tabiat-Nya
sendiri. Kehidupan Kristus dipenuhi dengan pekerjaan kasih kepada yang
tersesat dan berdosa. Pada diri orang yang dipukuli dan dilukai serta
dirampok, dilambangkan orang yang berdosa. Keluarga manusia, bangsa yang
tersesat, digambarkan dalam diri penderita itu, yang dibiarkan
telanjang, berdarah, dan melarat. Yesus mengambil jubah kebenaran-Nya
sendiri untuk menutupi jiwa itu, dan siapa pun yang percaya kepada-Nya
tidak akan binasa, tetapi memiliki kehidupan yang kekal.—Signs of the Times, 23 Juli 1894.
0 komentar: