Senin, 18 Juni 2012
Pelajaran 11 Triwulan II, 2012
Evaluasi Kesaksian dan Penginjilan
SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: 2 Kor 13:5,6; Ibr 10:24,25; Ul 10:12,13; Mat 23:15; Why 14:6,7.
AYAT HAFALAN: “Teguran orang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga orang yang mendengar” (Amsal 25:12).
POKOK PIKIRAN: Merupakan suatu kesalahan besar untuk terlibat dalam pekerjaan penginjilan yang Allah berikan tanpa evaluasi yang efektif.
Terlalu sering kita merasa
puas dengan hasil yang dicapai lewa penginjilan di mana kita seharusnya
dapat mencapai hasil yang lebih besar dan sukses yang lebih gemilang
jika kita telah mengevaluasi usaha kesaksian dan penginjilan sebelumnya
serta menerapkan hasil evaluasi itu untuk dapat mempengaruhi strategi
selanjutnya.
Seringkali uang yang banyak
digunakan untuk pelayanan kesaksian dan penginjilan hanya memberikan
hasil yang sedikit. Ini menunjukkan perlunya perubahan dalam alokasi
budget atau, perubahan prosedur. Jika dilakukan bukan dengan maksud
untuk mencari-cari kesalahan maka pertanyaan-pertanyaan berikut dapat
menjadi bagian dari evaluasi itu. Kita harus mengakui bahwa kita tidak
mengetahui hasil sesungguhnya dari setiap program penginjilan karena
kita hanya dapat melihat hasil yang kelihatan (seperti jumlah baptisan)
dan tidak menyadari sejauh mana benih Injil itu telah ditaburkan.
Bagaimanapun juga, kebutuhan akan evaluasi itu selalu ada di mana kita
dapat memberikan penilaian tanpa harus bersikap menghakimi.
Pekan ini kita akan melihat
evaluasi sebagai suatu prinsip Alkitabiah dan sebagai suatu prosedur
yang sedang berjalan dalam kehidupan gereja pada saat ini.
Minggu, 17 Juni 2012
MENGAPA PERLU EVALUASI?
Evaluasi pasti terjadi
apakah kita menyadarinya atau tidak. Evaluasi dilakukan setiap hari
Sabat dan dalam setiap pertemuan umum. Orang akan menilai sebuah khotbah
dari isinya, seberapa jelas khotbah itu disampaikan, dan berapa lama
khotbah itu, karena mereka yang menghadiri pertemuan umum sangat
mengharapkan profesionalisme. Di mana saja dan kapan saja ada harapan
maka di situ akan ada evaluasi. Meskipun kita tidak dapat memberikan
sebuah ayat tertentu yang dapat menunujukkan adanya sebuah evaluasi
resmi, namun kita dapat melihat bahwa evaluasi telah menjadi bagian
serius dari kehidupan gereja mula-mula.
Apakah yang
ayat-ayat berikut ini nyatakan tentang pentingnya evaluasi? Dan evaluasi
model bagaimanakah yang dianjurkan oleh ayat-ayat ini? 1 Tim 3:1-13; 1 Kor 11:28; 2 Kor 13;5,6.
Ketika Firman Allah
memberikan sebuah standar, dan mengharapkan suatu tindakan tertentu,
atau memberikan sebuah perintah, maka sambutan kita dapat di evaluasi.
Evaluasi menanyakan sebuah pertanyaan penting. “Bagaimanakah efektivitas
kita dalam pelayanan itu?” “Bagaimanakah kita dapat lebih efektif?”
Fakta membuktikan bahwa
Paulus memberikan persyaratan bagi diaken-diaken dan ketua-ketua jemaat,
ini menunjukkan bahwa ada evaluasi yang dilakukan pada waktu itu.
Evaluasi ini menyangkut kelayakan seseorang untuk sebuah jabatan dan
juga evaluasi mengenai keefektifan dalam pelaksanaan sebuah pelayanan.
Bacalah amanat agung
yang ada dalam Matius 28:19,20. Pertanyaan evaluasi apa sajakah yang
dapat Anda tanyakan ketika melihat sambutan jemaat Anda terhadap
perintah ini?
Sebagai
pelayan-pelayan Allah kita dipercayakan dengan kebenaran Injil yang
sangat berharga. Mengingat bahwa Injil keselamatan ini harus disampaikan
ke seluruh dunia, tidaklah heran jika Allah juga memiliki sebuah proses
evaluasi. Allah tertarik dengan kemajuan pekerjaan Injil yang
dipercayakan pada setiap orang yang menyambut panggilan-Nya untuk
menjadi rekan kerja dalam usaha penyelamatan jiwa-jiwa.
Baca lagi 2 Korintus
13:5. Apakah yang ayat ini katakan pada Anda? Bagaimanakah Anda dapat
menerapkannya bagi diri Anda? Apakah bukti yang dapat Anda gunakan untuk
menyatakan bahwa “Yesus Kristus ada dalam kehidupan Anda?”
Senin, 18 Juni 2012
MENGEVALUASI DENGAN BAIK
Sementara ada banyak manfaat
dari evaluasi, ada juga beberapa perangkap yang kita harus hindari.
Jika kita terlalu aktif dalam mengevaluasi, dan biasanya terfokus pada
hal-hal negatif, maka ada peluang untuk terciptanya suatu lingkungan
yang kritis yang mengakibatkan berkurangnya jumlah relawan sebab mereka
merasa sungkan untuk terlibat. Untuk menghindari anggapan yang
menyatakan bahwa evaluasi sama dengan kritikan, maka hal itu harus
disertai dengan pujian yang tulus. Pada kenyataannya, kita sering lupa
untuk memberikan penghargaan kepada para pekerja kita, khususnya bagi
mereka yang sudah bekerja cukup lama dalam sebuah pelayanan khusus yang
mereka sudah pilih. Mereka selalu di sana dan selalu melakukan tugas
itu, dan kita mengharapkan agar mereka selalu ada di sana dan melakukan
pekerjaan itu. Evaluasi akan memberikan kesempatan untuk memberikan
penghargaan kepada mereka.
Pengakuan apakah
yang dicatat dalam ayat-ayat berikut ini? Dalam cara apakah pengakuan
yang demikian dapat diberikan saat ini kepada individu-individu maupun
kepada tim? Kis 16:1,2; Rm 16:1; 1Kor 11;2; Flp 4:14.
Dalam banyak
peristiwa Rasul Paulus harus memperbaiki sikap, perilaku dan ajaran
gereja atau orang-orang tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi
telah terjadi tetapi, sedapat mungkin, Paulus juga memuji setiap orang
berdasarkan dukungan yang mereka berikan kepada-Nya, atau atas kesetiaan
mereka kepada Allah, atau kesetiaan mereka untuk melayani dalam
pelayanan tertentu.
Supaya adil dalam evaluasi,
kita harus mengevaluasi, tidak hanya hasil tetapi juga proses. Evaluasi
hasil menanyakan apakah suatu program mencapai hasil yang direncanakan.
Evaluasi proses meninjau manajemen proyek internal.
Bacalah Ibrani
10:24,25. Apakah artinya “saling memperhatikan” dalam konteks ini?
Prinsip-prinsip evaluasi apa sajakah yang dianjurkan di sini?
Ayat-ayat
ini lebih dari sekedar anjuran. Ayat itu bahkan memberikan teguran yang
keras kepada kita untuk serius memperhatikan pertumbuhan rohani satu
sama lain. Jika kita menyadari apa yang Allah minta dalam kehidupan kita
sebagai orang Kristen, dan juga merasakan perlunya melihat pada titik
manakah kita sedang berada dalam pengalaman Kekritenan kita, maka sudah
sepatutnya ada evaluasi yang dapat dibuat pada waktu kita “saling
memperhatikan.”
Pikirkan betapa
senangnya ketika seseorang menghargai Anda, apakah karena kepribadianmu
atau karena pelayananmu. Sangat mengherankan bagaimana kata-kata yang
sederhana dapat memberikan manfaat yang begitu besar! Bagaimanakah
sikapmu terhadap orang lain? Apakah Anda cenderung bersikap mengkritik
atau memberikan penghargaan? Jika masih cenderung mengkritik,
bagaimanakah Anda mengubah sifat yang merusak ini?
Selasa, 19 Juni 2012
APA YANG TUHAN MINTA
Bacalah ayat-ayat
ini kemudian, sambil memikirkan konteks sepanjang pekan ini (bahkan
sepanjang triwulan), jawablah pertanyaan-pertanyaan selanjutnya: “Maka
sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh
TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut
segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu
pada hari ini, supaya baik keadaanmu/” (Ul 10:12,13).
Jika Anda meringkas arti sesungguhnya dari kedua ayat ini, apa yang Anda akan katakan?
Ayat Perjanjian Baru
manakah yang Anda ingat memiliki hubungan dengan ayat ini, dan
mengapakah hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya nasihat
ayat-ayat tadi dituliskan dalam buku Ulangan?
Ayat itu mengatakan
bahwa Allah “menuntut” (atau “meminta”) hal-hal tersebut dari kita.
Bagaimanakah kita memahami arti ayat-ayat tersebut dalam konteks
keselamatan oleh iman saja?
Ayat itu banyak
berhubungan dengan masalah hati kita, jiwa kita, dengan kasih dan
ketakutan—hal-hal yang nampaknya sukar untuk dinilai dari penampilan
seseorang. Apakah yang terlihat dari penampilan kita secara luar yang
dapat menunjukkan hal-hal yang ada dalam hati kita seperti yang tertulis
dalam ayat-ayat tadi? Bagaimanakah hubungan antara bagian dalam dan
bagian luar kehidupan kita sesuai dengan pengertian kita akan Wahyu
14:6-12?
Dalam
Matius 23:15, Yesus memberikan evaluasi yang tegas kepada ahli-ahli
Taurat dan orang Farisi sehubungan dengan kegiatan “bersaksi” dan
“menginjil” yang mereka lakukan untuk menjangkau bangsa-bangsa lain.
Demikianlah, dalam kerinduan kita memenuhi panggilan untuk memberitakan
Injil, kita harus selalu mengingat kebenaran yang dinyatakan dalam
Ulangan 10:12 dan 13. Lagipula, dalam semua usaha kita untuk jangkauan
keluar, hal yang tidak ingan kita lakukan adalah menambah jumlah
“anak-anak neraka.”
Rabu, 20 Juni 2012
EVALUASI UNTUK PERTUMBUHAN ROHANI
“Tetapi berfirmanlah
Tuhan kepada Samuel, ‘Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang
tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang
dilihat Allah; manusia melihat apa yang ada di depan mata, tetapi Tuhan
melihat hati’” (1 Sam 16:7).
Sebelumnya kita telah
mencatat bahwa setiap tujuan yang ditetapkan oleh perorangan atau gereja
haruslah dievaluasi. Namun, ketika kita memonitor dan mengevaluasi
pertumbuhan yang dapat diukur dengan angkat, kita perlu menyadari bahwa
pertumbuhan gereja itu lebih daripada sekadar angka-angka saja.
Sudah pasti (seharusnya)
kita tidak hanya rindu untuk memenuhi gereja dengan manusia. Kita rindu
untuk memenuhinya dengan orang-orang yang bertumbuh dalam hubungannya
dengan Yesus, orang yang mengasihi Tuhan, dan mereka yang menyatakan
kasih itu dalam penurutan kepada hukum-hukum-Nya. Hal yang ingin kita
hindari adalah apa yang Yesus lihat telah dibuat oleh ahli Taurat dan
orang Farisi: yaitu “mengarungi lautan dan mejelajah daratan” (terlibat
dalam usaha-usaha misionaris) dan membuat mereka “dua kali lebih jahat
daripada kamu sendiri” (Mat 23:15). Teguran keras atas
“usaha-usaha jangkauan keluar” yang mereka lakukan menunjukkan kepada
kita betapa pentingnya bagi kita untuk mengevaluasi pertumbuhan rohani,
bukan saja kerohanian mereka yang kita bawa ke dalam gereja tetapi,
lebih penting lagi, kerohanian kita sendiri.
Baca Matius 26:41; 1
Tesalonika 5;17; Roma 8:6; Efesus 6:17,18; 2 Timotius 2:15,16; Mazmur
1:2. Apa sajakah yang telah dianjurkan oleh ayat-ayat tadi mengenai
disiplin rohani yang bermanfaat? Dalam hal apakah hal-hal tersebut
menjadi sangat penting bagi pertumbuhan rohani kita?
Bagaimanakah
kita, sebagai orang berdosa yang juga membutuhkan kasih karunia Ilahi,
mengevaluasi sesuatu yang “abstrak” seperti kerohanian orang lain?
Kenyataannya tidak ada skala kerohanian yang sudah dibuat untuk dapat
dipergunakan mengevaluasi kerohanian seseorang. Itulah sebabnya lebih
layak dan lebih bermanfaat untuk memikirkan apakah setiap orang percaya
sedang dalam perjalanan rohani gantinya berfokus pada di mana posisi
mereka dalam perjalanan itu. Disiplin-disiplin rohani yang kita ikuti
menjadi petunjuk dari sebuah perjalanan rohani. Hal-hal yang dicatat di
atas merupakan petunjuk, namun, kita perlu berhati-hati dengan cara kita
menilai pengalaman orang lain. Pada saat yang sama, jika kita
berhubungan dengan anggota baru, kita harus—berbuat baik dan mengasihi
mereka—bantulah mereka memahami betapa pentingnya berdoa, belajar
Alkitab, dan penurutan bagi pertumbuhan kerohanian mereka.
Kamis, 21 Juni 2012
EVALUASI UNTUK PERTUMBUHAN GEREJA
Alasan utama mengapa gereja
kita ada juga merupakan alasan mengapa kita mengadakan evaluasi. Kita
percaya bahwa GMAHK dimunculkan pada waktu seperti sekaran ini adalah
juga merupakan bagian dari rencana Allah untuk memberitakan Injil ke
seluruh dunia. Dengan kata lain, kita ada untuk memenangkan jiwa-jiwa
bagi kerajaan Allah.
Baca Wahyu 14:6,7.
Bagaimanakah kita memahami ayat-ayat ini dalam hubungannya dengan
identitas kita sebagai anggora Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh?
Mengevaluasi
pekerjaan kita merupakan sebuah metode yang efektif agar selalu dapat
melakukan sesuatu dengan benar. Evaluasi untuk setiap kegiatan yang
dilakukan jemaat haruslah menjadi dasar penilaian untuk mengetahui
sejauh mana strategi penginjilan dan kesaksian dapat mempengaruhi
pertumbuhan gereja. Bagaimanakah keterlibatan kita dapat membantu untuk
mencapai tujuan?
Baca Matius 6:33;
10:7; 24;14, dan Lukas 4:43. Apakah yang ayat-ayat ini katakan?
Bagaimanakah seharusnya makna ayat ini mempengaruhi kita baik secara
gereja maupun pekerjaan kita bersaksi dan menginjil?
Catatan
pelayanan Yesus di dunia ini berisikan berbagai keterangan yang
menunjukkan bahwa berkhotbah merupakan suatu cara penarikan jiwa bagi
kerajaan Allah. Yesus mengkhotbahkan bahwa kerajaan Allah sudah dekat.
Dia menegur para pemimpin agaman sebab mereka menutupi kerajaan Allah
dan menghalangi setiap orang yang mau masuk ke dalamnya. Dia mengutus
murid-murid-Nya untuk mengkhotbahkan kerajaan Allah. Sudah jelas bahwa,
tujuan Yesus, para rasul, dan gereja, adalah untuk memenangkan
jiwa-jiwa bagi kerajaan Allah.
Berbagai laporan mengenai jumlah orang
yang ditambahkan ke dalam gereja dan berbagai laporan mengenai penanaman
gereja baru di antara bangsa-bangsa lain merupakan bukti yang
menyatakan bahwa evaluasi telah dilakukan sehubungan dengan usaha gereja
untuk mencapai tujuan pertumbuhan kerajaan Allah.
Yesus membuat suatu pernyataan yang sangat tegas dan berkuasa yaitu jika Anda tidak bersama Dia, berarti Anda melawan Dia (Mat 12:30), dengan
kata lain jika Anda tidak mengumpulkan bersama Dia maka Anda sedang
menceraiberaikan. Janganlah lihat pada pengakuan iman Anda atau nama
Anda yang tercatat dalam buku keanggotaan gereja. Perhatikanlah, apakah
Anda sedang mengumpulkan atau menceraiberaikan? Bagaimanakah Anda dapat
memberi dukungan terhadap jawaban Anda?
Jumat, 22 Juni 2012
PENDALAMAN: Mengajak Orang untuk Bergabung dalam Pelayanan Anda.
Pernahkah Anda mendengar
kelompok band yang hanya beranggotakan satu orang? Orang ini memainkan
semua alat musik yang ada dalam band itu. Drum ditempatkan di
belakangnya dan dimainkan dengan pedal; cymbals ditempatkan di antara
kedua kakinya dan seterusnya. Dalam bentuk kiasan, pemain band tunggal
adalah orang yang memainkan semua alat musik dalam band itu.
Pemain banda tunggal sangat
berpotensi untuk mengalami kelelahan karena tidak memiliki team
pendukung fisik maupun emosional. Pemain band tunggal terkadang mengeluh
karena tidak adanya dukungan gereja, tetapi anggota jemaat mungkin
tidak diminta keterlibatannya selain dukungan keuangan.
Apakah Anda baru memulai
sebuah pelayanan, atau sedang mengevaluasi pelayanan yang ada, berikut
ini adalah beberapa saran yang penting tentang bagaimana meningkatkan
pelayanan Anda dengan cara melibatkan orang lain:
- Ulangi kembali setiap aspek yang menjadi bagian dari pelayanan yang Anda lakukan dan lihatlah berapa orang yang dapat terlibat dalam setiap bagian pelayanan itu.
- Tentukan bidang mana yang paling membutuhkan bantuan dan lihatlah orang yang dapat berperan aktif dalam bidang itu. Perhatikanlah para pemimpin dalam setiap bidang yang ada.
- Tuliskan sebuah rencana terperinci yang mencakup setiap aspek dalam pelayanan. Hal ini akan berguna untuk meyakinkan orang untuk bergabung dalam tim pelayanan Anda. Mereka akan mudah memahami dengan jelas apa yang diminta dari mereka.
- Berikan laporan sercara teratur kepada seluruh anggota jemaat. kegiatan ini menolong setiap anggota untuk menyadari bahwa pelayanan Anda merupakan bagian dari strategi jemaat dalam bersaksi dan menginjil, dan mereka akan lebih mudah untuk terlibat.
- Buatlah rapat rutin untuk semua anggota tim pelayanan. Hargai setiap anggota tim dan lihat kembali kemajuan yang dicapai. Tanyakan pertanyaan ini, “Bagaimanakah pencapaian kita?” “Bagaimanakah kinerja kita saat ini?” dan, “apakah tujuan kita berikutnya?”
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
- Kapan dan bagaimanakah caranya Anda dapat membedakan antara evaluasi dan penilaian yang bersifat menghakimi?
- Renungkanlah perkataan Yesus dalam Matius 23:15. Bagaimanakah kita, secara gereja, mencegah agar hal ini tidak terjadi, khususnya saat orang yang baru bertobat dipenuhi dengan semangat menginjil?
- Pikirkanlah sebuah pelayanan di gereja Anda dan anjurkan sebuah proses evaluasi yang baik untuk mengevaluasi program, proses, dan personil dalam bidang pelayanan itu.