Sabtu, 02 Juni 2012
Morning Worship (2 Juni 2012)
PERMUSUHAN, KARUNIA TUHAN
"Aku
akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan
engkau akan meremukkan tumitnya" (Kejadian 3:15).
Pada
nubuatan pertama dalam Kitab Suci ini ditemukan satu maklumat tentang
penebusan. Meskipun bagian dari kalimat itu ditujukan pada si ular,
namun ucapan itu didengar oleh orang tua pertama kita, dan dengan
demikian harus dianggap sebagai satu janji. Meskipun mengumumkan
peperangan antara Setan dan umat manusia, nubuatan itu menyatakan
kekuatan dari musuh besar yang akhirnya akan dikalahkan.
Adam
dan Hawa berdiri sebagai para kriminal di hadapan Allah, menantikan
hukuman pelanggaran yang telah terjadi. Tetapi sebelum mereka mendengar
onak dan duri, kesedihan dan penderitaan yang harus mereka tanggung, dan
debu tanah tempat mereka harus kembali, mereka mendengarkan kata-kata
yang tentunya telah mengilhami mereka dengan pengharapan. Meskipun
mereka harus menderita dari kekuatan musuh, mereka boleh menantikan
kemenangan akhir kelak.
Allah berkata, "Aku akan
mengadakan permusuhan." Permusuhan ini diadakan secara supra alami dan
tidak secara wajar terjadi. Ketika Adam dan Hawa berdosa, sifat mereka
jadi jahat, dan mereka sejalan dan tidak berbeda dengan Setan. Perebut
kekuasaan yang angkuh itu, setelah berhasil membujuk orang tua pertama
kita, sebagaimana ia telah membujuk para malaikat, mengharapkan
kesetiaan dan kerja sama mereka dalam segala kegiatannya melawan
pemerintah surga. Tidak ada permusuhan antara dirinya sendiri dan para
malaikat yang membelot....mereka semuanya dipersatukan dalam perlawanan
dan kebencian terhadap Allah. Tetapi ketika Setan mendengar bahwa Benih
perempuan itu akan meremukkan kepala si ular, maka ia tahu meskipun ia
telah merusak sifat manusia dan menjadikan sama dengan sifatnya, namun
oleh beberapa proses misterius, Allah akan memulihkan kekuatan manusia
yang hilang dan menyanggupkan mereka menahan dan mengalahkan
penakluknya.
Kasih karunia yang Kristus tanamkan dalam
jiwa itulah yang menciptakan permusuhan terhadap Setan. Tanpa kasih
karunia ini kita akan terus berada dalam jeratan Setan. Prinsip baru
dalam jiwa menciptakan konflik yang selama ini dalam keadaan damai.
Kekuatan yang Kristus tanamkan menyanggupkan kita menolak raja lalim dan
perebut kekuasaan itu. Kapan pun manusia kelihatan membenci dosa bukan
mencintainya, ketika mereka menolak dan mengalahkan hawa nafsu yang
mempengaruhi di dalam, maka tampak bekerjalah satu prinsip yang
sepenuhnya dari atas. --Review and Herald, 18 Juli 1882.