Kamis, 07 Juni 2012
Morning Worship (7 Juni 2012)
LAMBAT BELAJAR
"Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya" (Yohanes 1:4,5).
Kristus adalah fondasi seluruh sistem ibadah orang Yahudi, dan di dalamnya ada bayangan kenyataan hidup--manifestasi Allah di dalam Kristus. Melalui sistem korban, semua orang dapat melihat kepribadian Kristus dan menantikan Juruselamat pribadi mereka. Tetapi ketika Ia berdiri di hadapan mereka mewakili Allah yang tak terlihat--karena di dalam Dia tinggal "semua kepenuhan badan Keallahan"--mereka tidak mampu melihat tabiat Ilahi-Nya karena kurangnya kerohanian mereka. Para nabi mereka sendiri telah meramalkan Dia sebagai Pelepas....Tetapi meskipun tabiat dan misi-Nya telah digambarkan begitu jelas, meskipun Ia datang kepada bangsa-Nya sendiri, namun bangsa-Nya tidak menerima Dia. Sekali-sekali Keilahian terpancar melalui kemanusiaan--kemuliaan terlihat melalui penyamaran tubuh manusia dan membangkitkan ekspresi penghormatan dari para murid-Nya. Tetapi baru setelah Kristus naik kepada Bapa-Nya, baru setelah Roh Kudus turun, maka para murid sepenuhnya menghargai tabiat dan misi Kristus. Setelah baptisan Roh Kudus mereka mulai menyadari bahwa selama ini mereka berada dalam kehidupan dan kemuliaan hadirat Tuhan. Saat Roh Kudus mengingatkan perkataan-perkataan Kristus, pengertian mereka terbuka untuk memahami nubuatan, untuk memahami mukjizat-mukjizat agung yang Ia telah lakukan....Mereka merasa jadi sangat kurang penting di mata mereka sendiri, setelah menyadari fakta bahwa Kristus tadinya berada di antara mereka, daripada yang mereka rasakan sebelum menyadari ini. Mereka tidak pernah jenuh mengulang kembali setiap hal yang mereka perhatikan dalam kaitannya dengan kata-kata dan perbuatan-Nya. Mereka seringkali dipenuhi penyesalan yang dalam akan kebodohan mereka dan ketidakpercayaan dan kesalah-pengertian mereka saat mengenang pelajaran-pelajaran-Nya, namun mereka kurang mengerti ketika Ia mengucapkannya di hadapan mereka, yang kini muncul sebagai wahyu baru. Kitab Suci menjadi buku baru bagi mereka.....
Para murid mengingat bahwa Kristus telah berkata, "Sucikan mereka melalui kebenaran-Mu: Firman-Mu adalah kebenaran." Firman haruslah menjadi tuntunan mereka. Ketika para murid menyelidiki Kitab Musa dan tulisan para nabi yang memberi kesaksian tentang Kristus, mereka di bawa ke dalam persekutuan dengan-Nya dan mempelajari kembali hal baru tentang Guru Agung mereka, yang telah naik ke surga untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai-Nya di atas bumi. --Review and Herald, 23 April 1895.