Selasa, 10 April 2012
Renungan Pagi (27 April 2012)
ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI - (Bagian 1)
(27 April 2012)
"Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Lukas 10:25).
Dengan menahan napas penuh perhatian, orang banyak menunggu jawaban Yesus....Tetapi Kristus, penyelidik hati sejati, mengerti maksud dan tujuan dari para musuh-Nya. Ia mengembalikan permasalahan itu kepada sang ahli Taurat yang telah mengajukan pertanyaan dengan berkata, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca di sana?"....Dan si ahli Taurat berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."....
Si ahli Taurat mengajukan pertanyaan sederhana dan jelas, dan jawabannya sama-sama sederhana dan jelas.....Menjawab pertanyaan, "Apakah yang tertulis dalam hukum Taurat?" sang ahli Taurat melewatkan semua peraturan upacara dan ritual yang tidak penting, dan hanya menyampaikan dua prinsip utama di mana semua hukum dan para nabi didasarkan, dan Yesus memuji hikmatnya, dan berkata, "Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.".....
Untuk menjawab pertanyaan, "Siapakah sesamaku manusia?" Yesus menuturkan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Ia tahu bahwa orang Yahudi hanya menyertakan rekan sebangsanya untuk sebutan sesama, dan memandang rendah orang bukan Yahudi.....membenci orang Samaria. Namun Yesus berkata: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati."....
Saat si korban terbaring lemah, seorang imam lewat, tetapi hanya melihat sekilas pada orang yang terluka itu; dan karena ia tidak ingin mendapat masalah dan mengeluarkan biaya untuk membantunya, maka ia berlalu di seberang jalan. Kemudian seorang Lewi lewat....tetapi ia tidak memiliki perasaan belas kasihan untuk menggerakkan dia menolong orang yang sekarat itu. Ia berpikir bahwa itu bukan urusannya, maka ia juga berlalu. Ke dua orang ini memiliki jabatan yang suci, dan mengaku mengetahui dan menurut Kitab Suci. Mereka telah dilatih keras di sekolah nasional, tapi memiliki sifat mementingkan diri, berpikiran sempit dan eksklusif, dan mereka tidak bersimpati untuk siapa pun kecuali orang itu adalah orang Yahudi. Mereka melihat orang terluka itu, tetapi tidak dapat mengetahui apakah ia rekan sebangsanya atau tidak. Ia mungkin saja dari Samaria--dan mereka berpaling. --Signs of the Times, 16 Juli 1894.
0 komentar: