Senin, 23 Juli 2012
Morning Worship (24 Juli 2012)
KEMUDIAN SAMPAR, BISUL, DAN HUJAN ES
"Ternakmu yang ada di padang....akan kena tulah TUHAN, yakni kena penyakit sampar yang dahsyat" (Keluaran 9:3).
Tetapi mereka juga merasakan hukuman Tuhan itu. Musa dan Harun disuruh mengambil jelaga dari peleburan dan menghamburkannya di udara di hadapan Firaun. Setelah melakukan itu, partikel halus itu bertebaran seperti debu di seluruh negeri Mesir, dan di mana ia tinggal menjadi "bara yang memecah sebagai gelembung, pada manusia dan binatang di seluruh tanah Mesir." Para ahli ilmu sihir tidak dapat membentengi diri mereka dari wabah yang menyedihkan itu. Mereka tidak lagi dapat berdiri di hadapan Musa dan Harun, karena penyakit ini. Dengan demikian bangsa Mesir diizinkan menyaksikan betapa sia-sianya menaruh kepercayaan kepada kekuatan sombong dari ahli-ahli sihir itu, padahal mereka sendiri tidak dapat melindungi diri.
Namun raja tetap tidak menyerah....Kemudian satu wabah hujan es batu mengancam untuk menghancurkan ternak dan semua orang yang ditemukan di ladang. Di sini ada satu kesempatan untuk menguji kesombongan dari bangsa Mesir dan memperlihatkan berapa banyak yang benar-benar terkena dampak oleh pertolongan ajaib Tuhan kepada umat-Nya. Semua orang yang menghormati Firman Tuhan mengumpulkan ternak mereka ke kandang-kandang dan rumah-rumah, sementara mereka yang tidak mempercayai peringatan itu meninggalkan ternak mereka di ladang. Dalam hal ini disediakan kelepasan bagi mereka yang memilih untuk mengindahkan peringatan itu, kita melihat kemurahan Allah di tengah penghukuman-Nya.
Badai datang sebagaimana telah diramalkan--guruh dan hujan es, dan api pun bercampur di dalamnya, menimpa tumbuh-tumbuhan, manusia dan binatang. Sampai saat itu tidak satu pun orang Mesir yang hidup di bunuh, tetapi sekarang kematian dan kesedihan mengikuti jejak langkah malaikat maut. Tanah Gosyen saja yang dikecualikan. Di sini Tuhan memperlihatkan kepada bangsa Mesir bahwa seluruh bumi ada di bawah perintah Allahnya bangsa Israel, bahwa sekalipun elemen-elemennya menuruti perintah-Nya. --Signs of the Times, 18 Maret 1880.
0 komentar: