Minggu, 22 Juli 2012
Morning Worship (23 Juli 2012)
NYAMUK DAN LALAT PIKAT
"Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun:
Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu tanah
itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir" (Keluaran 8:16).
Katak-katak
sudah mati dan kemudian dikumpulkan menjadi tumpukan. Di sini raja dan
semua bangsa Mesir memiliki bukti yang tak dapat disangkal filosofi
mereka yang sia-sia, bahwa pekerjaan ini bukanlah ilmu sihir, tetapi
merupakan satu hukum dari Tuhan di surga.
Ketika raja lega
dari tekanan yang baru dialaminya, ia sekali lagi dengan keras kepala
menolak membiarkan bangsa Israel pergi. Harun, dengan perintah Tuhan,
mengulurkan tangannya dan membuat debu di tanah menjadi nyamuk di
seluruh negeri Mesir. Firaun memanggil ahli-ahli ilmu sihir untuk
melakukan yang sama dengan mantera mereka, tetapi mereka tidak
bisa.....Para ahli sihir itu sendiri mengakui bahwa kekuatan tiruan
mereka sudah berakhir dengan mengatakan, "Inilah tangan Tuhan." Tetapi
raja tetap tak tergoyahkan.
Cobaan lain pun dibuat,
setelah permohonan lain untuk "Biarkanlah umat-Ku pergi." Pikat memenuhi
rumah-rumah dan tanah, agar "negeri itu menderita karena pikat itu."
Lalat-lalat pikat ini bukanlah lalat-lalat pengganggu ringan di
musim-musim tertentu, tetapi yang ini besar dan beracun. Sengatannya
sangat menyakitkan bagi manusia dan binatang. Sebelumnya sudah
diberitahu bahwa tanah Gosyen akan dikecualikan dari wabah ini, yang
ternyata benar.
Firaun sekarang memanggil ke dua
bersaudara ini dan memberitahu mereka bahwa ia akan mengizinkan bangsa
Israel memberikan persembahan korban mereka di Mesir itu sendiri; tetapi
tawaran ini ditolak. Hewan-hewan tertentu dianggap sebagai obyek
sembahan oleh bangsa Mesir, dan bila ada yang disembelih sekalipun bila
itu kecelakaan, merupakan satu kejahatan yang pantas mendapat hukuman
mati. Musa meyakinkan sang raja bahwa mereka tidak mungkin memberi
korban kepada Allah di negeri Mesir, karena mereka mungkin akan memilih
persembahan berupa salah satu hewan yang dianggap suci oleh bangsa
Mesir.
Musa sekali lagi mengusulkan untuk pergi selama
tiga hari ke padang belantara. Raja setuju dan memohon hamba-hamba Allah
itu untuk melenyapkan wabah. Mereka berjanji untuk melakukan ini tetapi
memperingatkan dia kembali agar tidak berbuat curang. Wabah itu
berhenti saat mereka berdoa. Tetapi hati raja dikeraskan oleh sifatnya
yang memberontak, dan ia masih tidak mau melepaskan mereka. --Signs of
the Times, 11 Maret 1880.
0 komentar: